Influencer Kanada Rilis Hijab Ramah Lingkungan, Awalnya Cuma Iseng di TikTok

- 23 Februari 2021, 11:06 WIB
will dan sana saleh.*
will dan sana saleh.* /

ZONAPEKANBARU.COM - Sepasang influencer asal Toronto, Kanada, baru-baru ini membuat gebrakan di dunia fesyen muslim.

Mereka memutuskan untuk membuat produk hijab yang ramah lingkungan.

Adalah Will dan Sana Saleh, influencer kreatif di balik proyek hijab tersebut. Pasangan suami istri ini mendapat ide untuk membuat bisnis yang diberi nama Lala Hijab itu secara tidak sengaja.

Dilansir dari situs blogTO, suatu hari Sana penasaran kenapa di pasaran belum ada hijab motif tie dye.

Baca Juga: Amanda Manopo Drop Terima Ancaman dari Fan Billy, Sang Ibu Siap Lapor Polisi

Padahal ia pikir motif tersebut sangat keren dan akhirnya membuat hijab tie-dye dengan bahan seadanya.

Influencer yang mempunyai lebih dari 30 ribu pengikut itu mengaku terinspirasi oleh tren tie dye yang pernah sangat terkenal.

"Saya ingat ketika melihat Will dan bertanya-tanya mengapa tidak ada hijab dengan motif tie dye di pasaran. Bukankah motif itu keren?" ucap Sana.

Kemudian Sana membuka lemarinya dan menemukan hijab warna krem yang sudah pudar. Lalu Sana mewarnainya dengan pewarna yang ada dijual di Walmart, Amerika Serikat.

Ketika Sana berhasil membuat motif hijab tersebut dengan cantik, ia mengunggah di akun TikToknya dan medapatkan sambutan positif dari pengikutnya di TikTok.

Sehingga dia memutuskan untuk memulai bisnis.

Baca Juga: 6 Drama Korea Adaptasi Webtoon Populer, Itaewon Class Hingga True Beauty

Lala Hijabs mengklaim sebagai salah satu perusahaan hijab pertama yang menggunakan kemasan berkelanjutan atau ramah lingkungan.

Mereka tergerak melakukan hal itu setelah melihat sampah plastik menggunung di rumah.

"Kami tahu tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi (sampah plastik). Sehingga kami harus melakukan sesuatu tentang hal itu," kata Will.

"Sekarang ketika kami menerima ratusan potongan, mereka datang dalam satu tas, kadang-kadang bahkan karung goni."

Will dan Sana membanderol produknya dengan harga yang cukup mahal, yakni sekitar USD 14,9 atau sekitar Rp211 ribu sampai USD 32,9 atau kira-kira Rp465 ribu.

Meski begitu, menurut mereka ini harga yang wajar jika mengingat semua bahannya ramah lingkungan.

"Meski lebih mahal untuk memproduksi dengan cara itu, kami ingin menginvestasikan uang ekstra itu untuk menggunakan bahan kompos karena jauh lebih baik untuk lingkungan," kata Sana.

"Setelah kamu mengeluarkan produkmu, kamu tinggal membuat seluruh paket ke tempat sampah kompos," imbuh Will.***

Editor: Gadis Bunga Cynintia


Tags

Terkait

Terkini

x