Ketua KNPI Larshen Yunus Sayembara 100 Juta Terhadap Penemu Video Bukti Pengrusakan di Ruang BK DPRD Riau

- 21 Maret 2022, 20:37 WIB
Ketua KNPI Larshen Yunus Sayembara 100 Juta Terhadap Penemu Video Bukti Pengrusakan di Ruang BK DPRD Riau.*
Ketua KNPI Larshen Yunus Sayembara 100 Juta Terhadap Penemu Video Bukti Pengrusakan di Ruang BK DPRD Riau.* /

ZONAPEKANBARU.COM - Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau, Larshen Yunus secara resmi membuka sayembara Rp100 juta terhadap siapa saja yang menemukan video rekaman bukti pasal pengrusakan yang ditujukan kepada dirinya dan wartawan Rudi Yanto.

Bagi Ketua KNPI Riau itu, terhadap segala sesuatu yang telah dialaminya adalah wujud nyata dari "Klimaks-nya" Aparat Penegak Hukum (APH) untuk menganiaya rakyat.

"Pola penganiayaan tersebut terlihat jelas kasat mata dan dirasakan langsung oleh kedua terlapor, korban dari spekulasi pimpinan DPRD Provinsi Riau dengan Kapolresta Pekanbaru," kata Larshen, Senin 21 Maret 2022.

 Kata Larshen, dugaan itu bukan tanpa bukti, melainkan justru telah menjadi konsumsi publik, terkait ulah dan sikap penyidik Sat Reskrim Polresta Pekanbaru dalam menghancurkan karakter Larshen Yunus, dengan memfoto dan menyebarkan hasil foto tersebut dengan menggunakan kaos warna orange, tanpa kepastian hukum yang jelas.

Jadi, menurut Ketua KNPI tingkat Provinsi termuda se-Indonesia itu, atas segala bentuk prasangka yang dialaminya, hanya bisa dibawa dalam do'a , seraya bermunajat kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, agar segala sesuatunya dijawab, bahwa yang benar tetaplah benar, yang salah tetaplah salah.

"Bagi saya, perlakuan aparat di Sat Reskrim Polresta Pekanbaru sangat tidak beradab. Karakter dan lepribadian saya hancur, hanya karena perkara abal-abal seperti itu, yang sampai saat ini tidak jelas buktinya," tegasnya.

"Padahal dua bentuk rekaman CCTC telah diberikan sebagai Barang Bukti (BB) dari si pelapor, namun penyidik seperti buta, tuli dan bersikap layaknya hantu yang menakut-nakuti rakyat.

Tolong kami pak Presiden, bantu kami pak Kapolri, ternyata masih banyak polisi yang sangat-sangat tidak PRESISI, bahkan cenderung bersikap anarkis terhadap rakyat.

Bayangkan saja, rumah saya didatangi jam 11 malam, orang tua dan istri saya ketakutan, rumah dan kendaraan saya difoto-foto dan terakhir mobil saya dihadang, hingga akhirnya saya diamankan, dipakaikan dan difoto dengan baju orange seperti itu," sambungnya.

Alumni Sekolah Vokasi Mediator Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu tegaskan, bahwa dirinya memastikan bagi siapa saja yang menemukan rekaman video, bukti pengrusakan yang dituduhkan kepadanya dan wartawan Rudi Yanto, maka akan diberikan uang sebesar Rp100 juta.

Halaman:

Editor: Gadis Bunga Cynintia


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah