Sosok Presiden Prancis Macron, Hina Nabi Hingga Kena Tampar Warga Sendiri

11 Juni 2021, 11:13 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron ditampar oleh warga sendiri.* /REUTERS/Jean Bizimana

ZONAPEKANBARU.COM - Emmanuel Macron lahir pada 21 Desember 1977 di Amiens, kota di Utara Prancis. Macron dikenal sebagai sosok yang cerdas.

Macron menjadi presiden termuda dalam sejarah Prancis. Di usia 39 tahun ia berhasil memenangi Pemilihan Presiden Prancis mengalahkan Le Pen.

Macron berusia setahun lebih muda dari Napoleon Bonaparte saat menjabat Presiden Prancis pada 1848.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dinilai telah menghina agama Islam.

Baca Juga: Vicky Prasetyo Ngaku Terpaksa Nikah, Kalina Minggat Bawa Baju sampai Sayuran

Hal tersebut dimulai ketika Macron berbicara tentang guru Samuel Paty yang dipenggal usai menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran kebebasan berbicara awal bulan ini.

Macron bersumpah bahwa Prancis "tidak akan menyerah" soal kartun Nabi dan mengatakan Paty "dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita".

Kemarahan atas pernyataan Presiden Prancis membuat marah beberapa negara mayoritas Muslim. Tidak hanya melayangkan aksi protes, negara-negara tersebut juga memboikot produk-produk Prancis.

Kemudian baru-baru ini ada kejadian tak terduga dialami Macron Selasa. Ia ditampar seorang pria saat melakukan kunjungan kerja ke Tan-l'Hermintage di luar kota Valence, Drome.

Dari video yang viral di Twitter, Macron kala itu tengah menemui kerumunan warga yang dibatasi garis pembatas guna menanyakan dampak pandemic Covid-19.

Namun sayangnya, seorang warga yang hendak dirangkulnya justru memberikan tamparan ke wajah kirinya.

Juru bicara pemerintah Prancis pada hari Rabu 10 Juni 2021 mengatakan tindakan seorang laki-laki yang menampar Presiden Emmanuel Macron ketika berkunjung ke sebuah kota kecil di Prancis tenggara adalah “tindakan terisolasi dari seorang individu yang kasar.”

Macron ditampar laki-laki itu ketika berkunjung ke sebuah kota di luar Valance.

Juru bicara pemerintah Gabriel Attal mengatakan “tidak ada kekerasan yang dapat dianggap kecil di negara itu, apakah itu dalam bentuk kata-kata atau tindakan.”

Ia juga menegaskan bahwa Presiden Macron akan tetap bertemu dengan warga Prancis “sebagaimana yang direncanakan” dengan regu keamanan.

"Saya baik-baik saja," katanya kepada surat kabar lokal Dauphine Libere dalam sebuah wawancara, sebagaimana dikutip AFP, Rabu 9 Juni 2021.

"Kita harus menempatkan insiden ini, dalam perspektif peristiwa yang terisolasi."

Karenanya, ia meminta persoalan ini tak menjadi perdebatan publik. Karena menurutnya sikap sejumlah individu itu tak pantas mendapat perhatian.***

Editor: Gadis Bunga Cynintia

Tags

Terkini

Terpopuler