Pengakuan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Tinggalkan Kabul Demi Hindari Pertumpahan Darah

19 Agustus 2021, 15:00 WIB
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, kabur ke UEA.* /Facebook/Ashraf Ghani/via REUTERS

ZONAPEKANBARU.COM - Presiden Afganistan, Ashraf Ghani membantah setelah dikatakan kabur dari Afganistan membawa sejumlah uang yang cukup besar.

Hal ini Ashraf Ghani sampaikan melalui pengasingan Uni Emirat Arab (UEA).

Pada Rabu, 18 Agustus 2021 kemarin Ashraf Ghani mengatakan bahwa ia pergi meninggalkan Kabul dengan tujuan untuk mencegah pertumpahan darah.

Protes anti-Taliban di kota timur Jalalabad atas penghapusan bendera Afghanistan kini telah menyebar di tempat lainnya di Afghanistan.

Di Jalalabad, setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan belasan lainnya terluka setelah tembakan dilepaskan ke arah pengunjuk rasa.

Sementara itu, pesawat yang membawa ratusan pengungsi dari Kabul telah tiba di Inggris dan Jerman ketika negara-negara Barat meningkatkan upaya relokasi.

Dikutip dari Al Jazeera pada Kamis, 19 Agustus 2021, pengawas media minta Taliban untuk hentikan serangan terhadap jurnalis.

Committee to Protect Journalists (CPJ) atau Komite Perlindungan Wartawan menyerukan kepada Taliban untuk berhenti menyerang wartawan.

Selain itu CPJ juga meminta agar tidak menggeledah rumah mereka setelah diberitahu tentang setidaknya empat insiden sejak kelompok itu mengambil alih kekuasaan.

CPJ mengatakan media harus diizinkan untuk beroperasi secara bebas dan tanpa rasa takut akan kekerasan atau pembalasan.

CPJ telah menerima laporan setidaknya empat wartawan yang rumahnya digeledah sejak pengambilalihan Taliban dan dua wartawan di Jalalabad telah dipukuli oleh Taliban.

IMF memblokir akses Afghanistan ke cadangan sumber daya dengan alasan 'kurangnya kejelasan'.

International Monetary Fund atau IMF telah menangguhkan akses Afghanistan ke sumber daya IMF, termasuk sekitar $440 juta atau senilai Rp6.3 Triliun (konversi saat ini, 1 dolar AS=Rp14.400) dalam cadangan moneter baru.

Kendali saham IMF dipegang oleh Departemen Keuangan AS. Alasan menangguhkan, karena IMF ingin memastikan bahwa bagian Afghanistan dari alokasi cadangan Hak Penarikan Khusus yang dijadwalkan pada Senin tidak jatuh ke tangan Taliban.

“Saat ini ada ketidakjelasan dalam komunitas internasional mengenai pengakuan pemerintah di Afghanistan," kata juru bicara IMF dalam sebuah pernyataan melalui email.

"Sebagai konsekuensinya negara tersebut tidak dapat mengakses SDR atau sumber daya IMF lainnya," katanya, menambahkan.

Inggris mengumumkan penggandaan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan

Inggris akan menggandakan bantuan kemanusiaannya ke Afghanistan tahun ini, sehingga menjadi 286 juta pound Inggris atau senilai Rp5.6 Triliun, Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengumumkan pada hari Rabu.

"Inggris akan menggandakan bantuan kemanusiaan dan pembangunannya ke Afghanistan menjadi 286 juta Euro tahun ini," tulis Raab di Twitter.

“Kami meminta orang lain untuk mengikuti jejak kami untuk memastikan warga Afghanistan yang paling rentan menerima bantuan kemanusiaan yang mereka butuhkan," katanya, melanjutkan.

Namun Raab tidak menjelaskan bagaimana bantuan itu akan dikirimkan setelah Taliban mengambil alih negara itu.***

Editor: Desfa Reja

Tags

Terkini

Terpopuler