Bolehkah Tafsir Mimpi Dipelajari Dalam Islam? Simak Penjelasan Ini Biar Tidak Gagal Paham

- 1 Juni 2021, 17:23 WIB
Ilustrasi mimpi. *
Ilustrasi mimpi. * /Pixabay/Kellepics

ZONAPEKANBARU.COM - Semua orang pasti mengalami mimpi. Namun, tidak semua mimpi bisa ditafsirkan dan tidak semua orang bisa secara sembarangan menafsirkan arti dari sebuah mimpi.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengelompokkan jenis mimpi menjadi tiga bagian. Dalam salah satu haditsnya, beliau bersabda yang artinya:

“Mimpi itu ada tiga. Mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan shalatlah!” (HR Muslim).

Berdasarkan hadits di atas dapat dipahami bahwa tidak semua mimpi yang dialami oleh seseorang dapat dijadikan sebagai petunjuk.

Sebab, ada kemungkinan mimpi yang dialami bukan berasal dari petunjuk Allah, tapi karena bisikan setan atau tersibukkannya seseorang dalam memikirkan suatu objek tertentu hingga objek itu terbawa dalam mimpinya.

Mimpi yang dapat dijadikan pijakan adalah mimpi yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah subhanahu wa Ta’ala.

Baca Juga: Inilah Deretan Dosa Besar yang Akan Kamu Tanggung Jika Berselingkuh

Dikutip dari islam.nu.or.id, maka tidak heran jika dalam menentukan sebagian dari hukum syariat (Hukum Wadl’i), Nabi Muhammad menjadikan dasar penetapannya pada sebuah mimpi yang dialami oleh para sahabat.

Misalnya, dalam menentukan pensyari’atan adzan yang berdasarkan mimpi Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab. Hal ini merupakan salah satu contoh dari mimpi yang merupakan petunjuk dari Allah.

Sedangkan untuk membedakan antara mimpi yang benar-benar petunjuk dari Allah dengan mimpi yang berasal dari bisikan setan salah satunya dengan menandai waktu terjadinya mimpi tersebut.

Halaman:

Editor: Didi Kurnia


Tags

Terkini

x