Menyusuri Rute Bersejarah, Dispar Riau Bersama Komunitas Bangkitkan Wisata Pekanbaru Tempo Dulu

- 22 Maret 2021, 19:29 WIB
Tur Wisata Sejarah di Tugu Pahlawan Kerja, Jalan Kaharuddin Nasution, Kota Pekanbaru, pada hari Sabtu lalu. */Mediacenterriau
Tur Wisata Sejarah di Tugu Pahlawan Kerja, Jalan Kaharuddin Nasution, Kota Pekanbaru, pada hari Sabtu lalu. */Mediacenterriau /

Setelahnya peserta menuju Komplek Makam Marhum Pekan, Muhammad Ali Abdul Djalil Muazzam Syah. Nama terakhir ini adalah Sultan Siak ke-5 yang tercatat sebagai pelanjut cita-cita sang ayahnda dalam menghadirkan sebuah pusat pertumbuhan yang kelak bernama Pekanbaru.

Baca Juga: Ditengah Pandemi Corona, Jumlah Kunjungan ke Objek Wisata di Pekanbaru Meningkat Hingga 50 Persen

Dari komplek makam ini, peserta diingatkan kembali tentang alur pelayaran internasional di Selat Malaka pada akhirnya menyimpang di Sungai Siak. Kapal-kapal dari Selat Malaka itu melayari bantaran sungai di sisi Istana Kesultanan Siak di Siak Sri Indrapura sebelum sampai di Pekanbaru.

Hal yang membuat antara Pekanbaru dan Siak memiliki irisan sejarah dan kultur sangat dekat. Sepanjang keberadaannya, Kesultanan Siak bahkan pernah memindahkan pusat pemerintahan ke Pekanbaru.

Atas kedekatan itu pula para peserta juga diajak mendalami kisah di balik keberadaan makam Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Marhum Bukit), makam Sayid Osman Sahabuddin (Marhum Barat), makam Sultanah Khodijah, makam Tengku Embong Badariah, dan makam Sayid Zen Ali Jufri atau Tengku Pangeran Kesuma Dilaga.

Masing-masing nama tersebut adalah para tokoh yang memiliki peran tersendiri dalam sejarah peradaban.

Setelahnya, peserta menuju ‘Tugu Titik Nol’. Inilah yang pada masa dahulu menjadi alun-alun Senapelan. Satu paket dengan Rumah Tenun dan Rumah Singgah Tuan Kadi. Pengunjung akan beroleh cerita lebih lengkap tentang ‘Sungai Pelan’, Bandar Senapelan yang kemudian berubah nama menjadi Senapelan atau Pekan Baharoe yang pada akhirnya juga bertukar sebut jadi Pekanbaru.

Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi dan Pariwisata, Pekanbaru Jalin Kerjasama dengan Pemko Pariaman Sumatera Barat

Tur berlanjut ke Bundaran Chevron, guna mengingatkan peserta bahwa Bumi Lancang Kuning sudah sedemikian tersohor sejak zaman dahulu seiring keberadaan sumur-sumur minyak. Berebut kilang yang sudah terjadi bahkan kala penjajah saling berganti.

Di sesi terakhir, peserta diajak pula menelusuri apa di balik kebaradaan yang melatari Jembatan Siak IV, Tanjung Rhu sebelum paket bermuara di bawah Jembatan Siak III. Meski terkesan sederhana namun Tur Wisata Sejarah ini penuh dengan cerita yang bahkan menarik minat kaum milenia.

Halaman:

Editor: Didi Kurnia


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah