Sungguh Malang, Aparat Myanmar Lepaskan Tembakan ke Anak Berusia 7 Tahun di Pangkuan Ayahnya

- 24 Maret 2021, 10:37 WIB
Sungguh Malang, Aparat Myanmar Lepaskan Tembakan ke Anak Berusia 7 Tahun di Pangkuan Ayahnya.*
Sungguh Malang, Aparat Myanmar Lepaskan Tembakan ke Anak Berusia 7 Tahun di Pangkuan Ayahnya.* /REUTERS

ZONAPEKANBARU.COM - Pada Senin, 22 Maret 2021, Uni Eropa dan Amerika Serikat memberlakukan sanksi kepada individu yang terlibat dalam kudeta dan penindasan terhadap para demonstran.

Sebelas orang yang menjadi target Uni Eropa termasuk Jenderal Min Aung Hlaing, panglima tertinggi militer dan sekarang kepala junta. Washington juga memberikan sanksi kepada Min Aung Hlaing.

Seorang anak perempuan berusia tujuh tahun tewas di rumahnya ketika aparat keamanan melepaskan tembakan di kota Mandalay Myanmar.

Baca Juga: Kebakaran Kamp Rohingya di Bangladesh, 15 Pengungsi Tewas dan 400 lainya Menghilang

Anak itu diketahui menjadi korban termuda yang tewas dalam tindakan keras junta setelah kudeta militer Myanmar.

Dikutip dari The Guardian, staf di layanan pemakaman Mandalay mengatakan anak malang itu tewas meninggal karena luka tembak pada Selasa, 23 Maret 2021.

Pihak keluarga mengatakan tentara awalnya menembak ayahnya tetapi juga memukul gadis kecil yang duduk di pangkuan di dalam rumah mereka.

Junta Myanmar yang berkuasa menuduh demonstran pro-demokrasi melakukan pembakaran dan kekerasan selama minggu-minggu, dan mengatakan akan menggunakan kekuatan sesedikit mungkin untuk memadamkan demonstrasi harian.

Baca Juga: Cetak Rekor, Pria Malang Ini Gagal Dapat SIM Hingga Habiskan Uang Rp22,3 Juta

Juru bicara Junta, Zaw Min Tun mengatakan 164 demonstran tewas secara total dan dia menyatakan kesedihan atas kematian tersebut.

Jumlah itu berbeda dari aktivis yang melaporkan sedikitnya 261 orang tewas dalam tindakan keras aparat keamanan Myanmar.

"Mereka juga warga negara kami," kata Zaw Min Tun pada konferensi pers di ibu kota Naypyidaw, sehari setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat memberlakukan lebih banyak sanksi.

Junta menghadapi kecaman internasional karena melakukan kudeta yang menghentikan transisi lambat Myanmar menuju demokrasi dan karena penindasan mematikan terhadap protes yang mengikutinya.

Baca Juga: Malaysia Recall Ribuan Toyota Avanza, Pompa Bahan Bakar Bermasalah, Bisa Mati Mendadak!

Zaw Min Tun dari junta menyalahkan pertumpahan darah pada para demonstran dan mengatakan sembilan anggota pasukan keamanan juga tewas.

Aung San Suu Kyi, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991 atas kampanyenya untuk membawa pemerintahan sipil yang demokratis ke Myanmar. Dia ditahan sejak kudeta dan menghadapi tuduhan melakukan kecurangan dalam pemilu. ***

Editor: Desfa Reja


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah